Merajut Bisnis Belut

Bookmark and Share
Budidaya Belut
Budidaya Belut
Saban tahun, permintaan dari pembeli luar negeri maupun lokal terus naik. Harganya pun terus terdongkrak.
Dalam tiga tahun terakhir, keberadaan belut di Tanah Air mulai banyak diperhatikan. Betapa tidak, makhluk licin berlendir itu sangat diminati konsumen luar negeri. Terutama konsumen oriental seperti Jepang, Hongkong, Korea Selatan, China, dan Taiwan.
Menurut Saut P. Hutagalung, Direktur Pemasaran Luar Negeri, Ditjen P2HP, Departemen Kelautan dan Perikanan (DKP), permintaan keluarga belut dunia sekitar 230 ribu ton setahun. Pasar terbesarnya adalah Jepang yang butuh pasokan 130 ribu ton per tahun.
Belut (termasuk sidat) sangat digemari oleh konsumen luar negeri lantaran rasanya yang gurih dan penuh gizi. “Belut itu punya beberapa kelebihan dibandingkan produk lain,” ungkap Saut. Dibandingkan daging sapi, telur, dan rata-rata ikan, lanjut dia, kandungan energi belut lebih tinggi. Misalnya, per 100 gr telur dan daging sapi masing-masing mengandung 162 kilokalori (kkal) serta 210 kkal. Sedangkan belut mencapai 300 kkal lebih per 100 gr.
Kelebihan lainnya tampak dari kandungan proteinnya. Dibandingkan daging sapi hampir sama, yakni 18,5 gr protein per 100 gr daging. “Tapi kalau dibandingkan dengan telur, yang banyak dikonsumsi di mana-mana, belut lebih tinggi 30%,” tandas Saut.
Satu kelebihan lain belut adalah nilai cerna daging yang relatif tinggi dibandingkan daging merah. Oleh sebab itu daging belut mudah dicerna sehingga baik diberikan kepada anak-anak yang pencernaannya belum sempurna dan orang tua fungsi pencernaannya sudah mulai menurun.
By. Budidaya Belut

{ 0 komentar... Views All / Send Comment! }

Posting Komentar