Sukses dengan Bisnis Lobster Air Tawar

Bookmark and Share
Budidaya Buat Semua
Budidaya Buat Semua
Merintis usaha memang butuh kejelian dan keberanian. Setiap ada celah dan peluang yang sekiranya bisa membawa hasil, harus segera dimanfaatkan. Contoh nyatanya ada pada diri pengusaha lobster Margianto di Kawasan Berok, Kota Padang. Ketika bisnis lobster di Tanah Air lebih didominasi jenis lobster laut, pengusaha lulusan Fakultas Perikanan UBH ini justru menawarkan alternatif lain. Dia cenderung memilih bisnis lobster air tawar. “Lobster air tawar itu sama persis dengan di laut. Dan, itu sudah diteliti di Amerika Serikat, baik kandungan dagingnya maupun rasanya. Bedanya hanya kolesterolnya lebih rendah dan mengandung omega tiga,”
Usaha yang dirintis Margianto termasuk pilihan yang berani dan berisiko. Pasalnya, saat ini tidak banyak pengusaha yang mau terjun mengeluti lobster air tawar. Namun, pilihannya tidak salah. Dia berhasil membuktikan bahwa dalam waktu yang relatif singkat usahanya ini mampu meraup penghasilan puluhan juta rupiah setiap bulannya.
Selain lobster air tawar memiliki keunggulan lain, rupanya Margianto juga jeli melihat peluang pasar. Ternyata, lobster jenis ini banyak diminati sejumlah restoran sea food dan hotel di Sumatera Barat. Harganya dia patok sebesar Rp 150 – 250 ribu per kilogram.
Melihat pasaran lobster air tawar begitu tinggi. Pria berusia 42 tahun ini rupanya pintar juga melihat peluang untuk lebih mengembangkan usahanya. Maka, sejak satu tahun silam, Margianto pun mulai memberanikan diri untuk membuat peternakan lobster air tawar. Margianto mendirikan usahanya ini di atas tanah seluas 500 meter di belakang rumah tinggal di kawasan Berok, Padang
Untuk modal awal Cuncun menyediakan dana sekitar Rp 4,5 juta. Ini di antaranya biaya untuk membeli satu set bibit lobster air tawar yang terdiri atas lima betina dan tiga jantan serta berbagai kelengkapan lainnya. Dibantu istrinya yang juga tamatan Fakultas Perikanan UBH, Margianto berhasil menjalankan usahanya. Dari peternakan ini dihasilkan berbagai lobster untuk dikonsumsi.
Dengan cara pemeliharaan yang cukup mudah, Margianto mengaku sangat optimistis dalam menjalankan usaha ini. Pasalnya, lobster air tawar memiliki keunggulan dan potensi pasar yang cukup menjanjikan.
Selain membudidayakan lobster, di tempat ini Margianto juga membuka pelatihan bagi orang-orang yang berminat untuk terjun dalam usaha sejenis. Dan, sejak satu tahun terakhir ini, dia mulai lebih memfokuskan usahanya sebagai pusat pelatihan dan penjualan lobster air tawar, tidak hanya untuk pembenihan hingga pembesaran saja.
Menurut Margianto, latihan diadakan sekitar satu hari. Dalam latihan ini dijelaskan dari awal bagaimana cara membuat kolam, mengolah air, pembenihan hingga pengemasan. Misalnya saja untuk pembenihan. Menurunya lagi, semua orang bisa memanfaatkan tempat yang terbatas seperti aquarium. Dengan tempat ini bisa dibenihkan lobster dengan ukuran dua inci hingga lima sentimeter selama dua bulan.
“Itu yang kita sebut anak-anakan. Lobster kecil itu kita lempar ke orang lain untuk pembesaran. Pembesaran dengan ukuran tertentu berlangsung kira-kira enam bulan. Jadi total umur lobster delapan bulan. Beratnya kira-kira satu hingga dua ons per ekor,” kata Margianto.
Meski sudah menghasilkan uang hingga jutaan rupiah, namun Margianto menganggap usahanya ini belum sebesar yang diharapkan. Margianto menganggap semua itu masih dalam proses merintis. Karena itulah, dalam waktu dekat, Margianto akan kembali ke kampus dan bekerja sama Fakultas Perikanan UBH untuk menggarap bisnis ini. “Lahan dan kolam serta laboratorium sudah disediakan UBH seluas 7.2 hektar di Lubuk Minturun. Sekarang ini paling hanya beberapa tempat saja yang kita kirim. Kalau ada restoran yang menambah pesanan, kita pasti kekurangan barang (lobster),” kata Margianto.
Margianto juga berkeinginan akan banyak masyarakat yang tergerak untuk menjalankan bisnis budi daya lobster air tawar dengan serius. Sebab, bukan tidak mungkin akan ada setiap lulusan Fakultas Perikanan atau lulusan Perguruan Tinggi yang juga bisa meraih kesuksesan seperti yang telah dirasakan Margianto, apalagi peluang kerja saat ini sangat terbatas dan persaingan yang sangat ketat.
By. Budidaya Buat Semua

{ 0 komentar... Views All / Send Comment! }

Posting Komentar