Budidaya Buat Semua |
Usaha Pembesaran. Sebagian besar produksi ikan gurame di Indonesia dihasilkan dari hasil budidaya, kegiatan penangkapan dari perairan umum hanya berlangsung di sungai-sungai besar di luar jawa, yang produksinya makin menurun.
Usaha pembesaran ikan gurame umumnya dilakukan di kolam air tenang. Penelitian yang dilakukan Balai Penelitian Ikan Air Tawar mengenai pembudidayaan ikan ini di jaring apung telah banyak dipublikasikan. Walaupun demikian masih sedikit petani yang menerapkannya. Keengganan petani disebabkan tingkat kematian ikan ini cukup tinggi, serta masa pemeliharaannya relatif lama padahal umur teknis jaring terbatas.
Pembesaran di kolam air tenang dilakukan masyarakat mulai dari skala subsisten hingga komersil. Pada skala subsisten petani memelihara ikan di kolam-kolam pekarangan bersama dengan ikan lain, seperti ikan mas, nila atau tambakan. Selama pemeliharaan ikan diberi pakan tambahan berupa sisa-sisa rumah tangga atau daun-daun tanaman, seperti daun keladi dan limbah pertanian lainnya. Dengan cara ini ikan ukuran konsumsi dipanen setelah melewati masa pemeliharaan hingga 2 tahun.
Pada teknik pembesaran komersil terdapat perubahan yang nyata, baik dari segi produktivitas maupun waktu pemeliharaan. Ikan yang dipelihara hanya gurame, selama pemeliharaan pakan utama yang diberikan adalah pelet kaya akan protein (25%), sebagai selingan diberi daun-daun tanaman terutama sente (tergolong talas-talasan) atau gulma berdaun lunak. Setelah melewati masa pemeliharaan setahun petani dapat memanen ikan sebanyak 25-50 ton/ha/tahun. Teknis pembesaran ikan gurame lebih rinci dibahas dalam bab-bab berikutnya.
Benih ikan yang banyak digunakan adalah yang sudah mencapai ukuran 25-35 gram per ekor. Benih ini biasanya dihasilkan dari usaha pembenihan dan usaha pendederan, yang umumnya terpisah dari usaha pembesaran.
Usaha Pembenihan. Usaha pembenihan diarah kan untuk menghasilkan ikan ukuran 3 cm (dikenal ukuran kuku), Pembenihan ikan gurame dijalankan melalui pemijahan yang mengandalkan rangsangan alam. Kegiatan ini diawali dengan pemeliharaan induk ikan di dalam kolam khusus. Induk ikan jantan dapat dibedakan dari induk betina berdasarkan tanda-tanda pada tubuhnya.
Perbedaan Induk Jantan dan Induk Betina pada Ikan Gurame
Bagian yang diamati | Ikan jantan | Ikan betina |
1. Kepala | Diantara bibir dan mata terdapat tonjolan | Rata |
2. Dasar sirip dada | Keputih-putihan | Gelap |
3. Kelopak insang | Berwarna kekuning-kuningan | Berwarna putih kecoklatan |
4. Buntuk ujung sirip ekor | Rata | Melengkung |
Induk Jantan (atas) dan Induk Betina (bawah) Ikan Gurame dapat dibedakan dengan dari bentuk dagu dan ketebalan bibir
Induk yang dipijahkan biasanya berumur 4 tahun dengan berat di atas 2 kg. Di dalam kolam induk-induk ini dipelihara dengan perbandingan jantan dengan betina 1 : 3 hingga 1:7. Untuk kolam seluas 500 m² dapat dipelihara hingga 60 ekor induk. Selama pemeliharaan ikan diberi pakan buatan dan daun-daun tanaman.
Untuk merangsang agar ikan memijah, dilakukan upaya khusus yang berupa pengeringan kolam, pemasangan kerangka sarang dan bahan sarang. Kerangka sarang berupa kerucut yang terbuat dari bambu, sedangkan bahan sarang berupa serat ijuk. Kerangka sarang dipasang mendatar 15 cm di bawah permukaan air, sepanjang sisi pematang. Bahan sarang dijepit dengan bambu yang longgar, sehingga serat-seratnya mudah di tarik oleh induk ketika ia menyusun sarang, kemudian disimpan pada suatu tempat.
Skema Pola Produksi Pembenihan, Pendederan dan Pembesaran pada Usaha Budidaya Ikan Gurame
Aktifitas pemijahan dimulai dengan penyusunan sarang oleh induk, pemijahan, penempatan telur pada sarang dan penutupan sarang. Proses ini dapat berlangsung 10 hari bahkan lebih. Ikan yang dipijahkan tidak semuanya memijah dalam waktu yang serentak. Petani dapat menduga proses pemijahan ini telah terjadi dari munculnya cairan lemak pada permukaan air ketika sarang digoyang. Hasil akhir pemijahan dapat berupa telur atau larva yang baru menetas.
Selanjutnya sarang diangkat, dibuka dan telurnya di pelihara di dalam bak plastik atau akuarium. Di dalam wadah ini embrio berkembang dan menetas. Larva yang dihasilkan dipelihara hingga organ-organ tubuhnya menjadi sempurna. Setelah mengalami perawatan 9-11 hari, benih di pelihara di kolam pendederan 1.
Sebelum ditebari benih, kolam pendederan di persiapkan terlebih dahulu, agar lingkungan kolam baik untuk pertumbuhan ikan, termasuk pakan alami tersedia melimpah serta tidak ada hama. Langkah-langkah persiapan adalah pengeringan kolam, pemupukan dengan pupuk organik dan penggenangan air selama 5 hari.
Setelah terlihat pakan alami tumbuh benih ditebar dengan kepadatan 200 ekor per m². Selama pemeliharaan ikan mendapatkan makanan berupa makanan yang tumbuh di kolam. Untuk menjaga populasi makanan alami dilakukan pemberian dedak.
Setelah melewati masa pemeliharaan 11-14 hari atau setelah ukuran benih 1cm, benih dipanen dipindahkan ke kolam lain yang telah dipersiapkan seperti halnya pada pendederan pertama. Pemindahan ini dimaksudkan agar kondisi lingkungan dan pakan alami selalu berada dalam keadaan prima. Di kolam ini ikan dipelihara hingga mencapai ukuran 3 cm (1 bulan).
Usaha pendederan. Usaha pendederan yang banyak dilakukan petani ikan gurame adalah memelihara ikan dari ukutan 3 cm untuk menghasilkan ikan ukuran 3 jari (25-30 gram/ekor).
Pemeliharaan ikan dilakukan secara intensif menggunakan kolam air tenang. Dengan cara ini petani bisa memelihara ikan dengan kepadatan 20-30 ekor per m². Pakan alami ditumbuhkan untuk memenuhi kebutuhan benih pada minggu pertama pemeliharaan dengan kotoran ayam dengan dosis 500-1000 gram per m². Populasi pakan alami ini terus dipertahankan selama pemeliharaan dengan pemupukan susulan dengan kotoran ayam basah dengan dosis 200 gran per m².Pada minggu kedua dan seterusnya berikutnya benih diberi makan tambahan pelet berkadar protein 25-28% yang bersifat ngambang dan berukuran kecil secukupnya.
Setelah masa pemeliharaan 5-6 bulan ikan dipanen dan siap dijual ke petani pembesaran.
By. Budidaya Buat Semua
{ 0 komentar... Views All / Send Comment! }
Posting Komentar