Budidaya Buat Semua |
Siklus Kehidupan Ikan Gurame
Sama dengan kebanyakan ikan air tawar lainnya, ikan gurame mempunyai siklus hidup sebagai berikut :
TAHAP | UKURAN | USIA |
Telur | n/a | 1-2 Hari |
Larva | 1 – 2 Cm | s/d. 30 Hari |
Benih | Jempol – Silet – Korek | s/d. 160 Hari |
Konsumsi | 0.3 s/d 0.7 Kg | s/d. 360 Hari |
Indukan | n/a | Mulai 2-3 tahun |
A. Telur
Telur ikan gurame tidak tenggelam serta tidak bersifat adhesif. Segera setelah keluar dari induknya telur akan melayang bebas di air. Itulah sebabnya induk gurame memijah di sarang yang sudah dibuat sebelumnya sehingga telur-telur yang dikeluarkan tidak bertebaran kemana mana. Setelah memijah, induk gurame masih akan merawat telur telurt tersebut.
Telur gurami akan menetas dalam selang waktu 36 – 48 jam pada padat tebar 4 – 5 butir/cm2 dengan kedalaman air 10 – 20 cm dan pemberian aerasi kecil pada suhu 29 – 30 O C. Larva ikan gurami yang menetas akan terapung dengan bagian perut berada di sebelah atas.
Telur yang sehat akan berwarna kuning bening sedangkan yang yang berwana kuning seperti kuning telur (tidak tembus pandang) adalah telur yang tidak sehat atau mati. Dalam fase ini terjadi pembentukan baik organ dalam tubuh maupun luar sehingga apabila akan memindahkan atau melakukan penggantian air harus dilakukan dengan sangat hati-hati supaya tidak menyebabkan kerusakan fisik maupun kematian.
Telur gurame dapat diperoleh pada beberapa sentra budidaya ikan gurame dengan harga yang relatif murah.
B. Larva
Pada fase ini sudah terlihat bentuk ikan, organ-organ sudah terbentuk sempurna dan larva sudah bisa berenang. Pada tahap awal, larva tidak membutuhkan suplai makanan dari luar karena kuning telur yang ada pada perutnya merupakan sumber makanan.
Pada tahap lanjutan dimana larva sudah bisa berenang bebas dapat diberikan makanan / pakan alaminya berupa cacing sutra (Tubifex sp.) maupun kutu air (Daphnia sp.).
Pada tahap ini larva juga masih rentan terhadap kontak fisik sehingga tetap diperlukan kehati-hatian ekstra dalam perawatannya. Selain itu perlu juga diperhatikan supaya tempat perawatan betul-betul bersih dari telur-telur atau larva yang mati, pakan alami yang sudah mati maupun dari predator alaminya. Air yang sudah mulai terlihat kotor atau berminyak di lapisan atasnya dapat diganti separuhnya atau bisa juga hanya ditambah dengan air yang baru.
C. Benih
Setelah kuning telur di perut larva habis tibalah masa pendederan pertama untuk menghasilkan bibit ikan gurame. Pada tahap ini bisa dilakukan penebaran pada kolam tanah kedalaman 20 – 50 cm dengan padat tebar 200 - 300 ekor/m2.
Benih ikan gurame mempunyai periode hidup yang cukup panjang yaitu dari usia 20 hari – 160 hari. Biasanya diantara para pembudidaya maupun pedagang bibit ikan sudah terbentuk pengkategorian bibit berdasarkan besar badan berturut-turut dari kecil ke besar sebagai berikut :
· Jempol
· Silet
· Korek
Di beberapa daerah ada juga penyebutan lainnya seperti : gas (korek gas), jinggo (bungkus rokok) dan lain sebagainya.
Usia kira-kira dari masing-masing ukuran dapat dilihat pada tabel di atas namun sekali lagi yang menjadi patokan (terutama dari segi harga) adalah ukuran dan bukan usia benih itu sendiri.
Pada setiap tahapan pembesaran bibit gurame dilakukan pengurasan, pemindahan / penebaran ulang serta penghitungan ulang bibit gurame. Biasanya tahapan-tahapan itu disebut sebagai pendederan 1 s/d 3. Hal ini dilakukan untuk memastikan padat tebaran yang sesuai dengan tempat yang digunakan dan juga untuk memastikan jumlah serta kondisi benih yang ada.
Pada tahap ini tingkat kelangsungan hidup (survival rate) yang diharapkan adalah 70-80%. Apabila setelah dilakukan penghitungan ternyata bibit yang hidup dibawah itu, harus segera dicek ulang apakah ada predator alami yang menyusup masuk atau cara perawatan yang salah.
D. Konsumsi
Pembudidaya gurame dapat memilih melakukan pembesaran mulai dari bibit berukuran silet atau korek sampai dengan ukuran konsumsi yaitu 0,3 sampai dengan 0,7 kg. Pada fase ini resiko kematian akibat penyakit, salah perawatan atau karena dimangsa predator alami sudah sangat kecil sehingga tingkat kelangsungan hidup (survival rate) dapat mencapai 80-90%. Dengan tingkat kelangsungan hidup yang tinggi maka secara otomatis aspek usaha pembudidayaan gurame juga menjadi sangat menjanjikan.
Pakan yang diberikan pada fase ini dapat berupa dedak, pelet dan ditambah dengan pakan alami yaitu daun-daunan :
· keladi (Colocasia estulata)
· ketela pohon (Manihot utilissima)
· pepaya (Carica papaya)
· ubi jalar (Ipomoa batatas)
Pembesaran ikan gurame dilakukan di kolam tanah dengan padat tebaran 4-5 ekor/m2. Jadi sebuah kolam ukuran 200 m2 dengan kedalaman air 40-60 cm dapat menghasilkan ikan konsumsi ukuran 0,5 kg sebanyak 400 – 500 kg. Pada saat artikel ini dibuat harga gurame segar di tingkat konsumen mencapai Rp 26.000 - Rp 30.000 per kg.
E. Indukan
Dalam usaha pembudidayaan, indukan menjadi hulu sarana produksi. Karena itu sarana produksi ini harus tersedia setiap saat. Bagi pemula, cara yang mudah untuk mendapatkan induk adalah dengan cara membeli dari pihak lain. Salah satu sumber induk ikan gurame yang bisa dipercaya adalah balai-balai penelitian perikanan. Sumber lainnya adalah balai-balai benih ikan (BBI), dan instansi-instansi terkait lainnya. Karena pada instansi-istansi itu, asal-usul induk lebih jelas, dan cara penyediaannya sudah terprogram dengan jelas pula. Jadi induk dari tempat-tempat itu lebih terjamin kualitasnya.
Cara membedakan jantan dan betina ikan gurame adalah dengan melihat dari dekat tanda-tanda pada tubuh. Bagi pembudidaya lama pasti sudah paham, sehingga membedakannya tidak harus melihat dari dekat, tetapi dari jauh saja sudah cukup. Induk jantan berdahi atau berjidat menonjol, bibir bawah tebal, dasar sirip dadanya berwarna terang keputihan, dan berdagu kuning, gerakan lincah, tubuh lebih terang dan bercahaya; lubang kelamin kemerahan. Bila diletakan pada tempat datar ekornya naik ke atas. Sedangkan betina berdahi datar, bibir bawah lebih tipis, dasar sirip dada berwarna gelap kehitaman dan berdagu keputihan sedikit coklat. Kemudian bila diletakan di tempat datar ekornya digerak-gerakan / diam. Tanda induk betina yang matang gonad : berdagu (atas kepala) datar, perut agak gendut; tubuh agak kusam
Berikut ini beberapa tip buat anda sebagai pemula dalam mencari atau membeli induk ikan :
a. Belilah induk ketika masih calon induk, yaitu ikan yang masih berukuran 2,5 kg untuk betina, dan 2 kg untuk jantan. Kerena sebelum dipijahkan, induk-induk tersebut harus diadaptasikan terlebih dahulu di lingkungan barunya, agar telur-telutnya berkualitas baik. Oleh sebab itu, induk-induk tersebut harus dibeli tiga bulan sebelumnya. Induk-induk tersebut dipelihara sampai matang gonad, atau hingga siap untuk dipijahkan.
b. Belilah satu jenis kelamin induk dari seorang pembudidaya pada suatu tempat. Misalnya jenis kelamin betina saja, sedangkan induk jantan dibeli dari pembudidaya di tempat lain yang berjauhan. Jangan sekali-kali membeli induk jantan dan betina dari satu seorang pembudidaya dari satu tempat. Karena kemungkinan besar kedua jenis induk itu berasal dari satu keturunan. Bila nantinya kedua jenis induk itu dipijahkan, maka akan terjadi perkawinan dalam, atau inbreeding. Inbreeding dapat berakibat kurang baik, dan dapat menurunkan kualitas genetik, hingga kualitas benih menjadi kurang baik.
By. Budidaya Buat Semua
{ 0 komentar... Views All / Send Comment! }
Posting Komentar